Medan, Armedo.co – Benjamin BPS telah merilis laju tekanan inflasi di Sumut, dimana pada bulan desember terjadi kenaikan inflasi sebesar 0.57% secara month to month. Angka tersebut jauh lebih tinggi dari realisasi inflasi nasional di angka 2.6%, dan lebih tinggi dari proyeksi saya sebelumnya di angka 3.6%.
Sementara itu, inflasi secara tahunan atau year on year Sumut sebesar 2.25%, sedikit lebih tinggi dari ekspektasi saya sebesar 2.1%. Kata Ketua Pemantau Pangan Sumut Gunawan Benjamin, Selasa ( 2/1/2024)
Pada dasarnya secara keseluruhan, laju tekanan inflasi di Sumut memang cukup terkendali. Namun laju tekanan ifnlasi yang sangat bersahabat tersebut, justru tidak lantas membuat daya beli masyarakat mampu terjaga dengan baik. Kenaikan harga beras sekitar 2.000 hingga 2.500 per Kg dalam kurun waktu setahun terakhir telah menggerus daya beli masayarakat Sumut.
Ditambah kenaikan harga rokok (mencapai 4000 per bungkus), gula pasir serta kebutuhan rumah tangga hingga perawatan pribadi lainnya seperti sabun maupun shampo.
Kenaikan kebutuhan sehari hari pada komoditas tersebut sangat membebani pengeluaran masyarakat khususnya masyarakat kelas menengah ke bawah. Ada tambahan pengeluaran 60 hingga 80 ribu per masing keluarga setiap bulannya.
Menurutnya Perhitungan tersebut masih diluar pengeluaran untuk rokok. Yang jika dikalkulasikan maka akan ada pengeluaran tambahan yang mendekati 200 ribu per rumah tangga.
“Besaran angka tersebut cukup signifikan bagi rumah tangga terlebih bagi masyarakat miskin. Hasil observasi lapangan menunjukan bahwa ada penurunan belanja masyarakat untuk kebutuhan sandang selama tahun 2023 ini,” ucapnya
Pedagang pakaian baru mengeluhkan penurunan omset sekitar 30% lebih rendah di tahun 2023 dibandingkan tahun 2022 sebelumnya. Penurunan belanja tersebut dipicu oleh tambahan pengeluaran kebutuhan pokok. Pungkasnya (EM)