Medan, Armedo.co – Dinas Kesehatan Provinsi Sumut menggelar acara Polio Outbreak Respon Assessment (OBRA) di Aula Dinas Kesehatan Provinsi Sumut. Kepala Dinas Kesehatan Sumut Alwi Mujahit Hasibuan mengatakan kegiatan ini sendiri tujuannya adalah untuk menilai respon penanggulangan KLB Polio di Provinsi Sumut dengan mempersiapkan seluruh dokumen dokumen dan hasil hasil apa yang sudah didapatkan pada saat pelaksanaan putaran satu dan putaran 2 Sub PIN Polio.
“Kemudian juga bertujuan untuk memperkuat surveilans Acute Flaccid Paralysis (AFP) dimana didalamnya juga terkait pada saat mobilisasi tentang pelaksanaan Sub PIN, manajemen vaksin dan logistik, kemudian bagaimana respon kita terhadap penanggulangan KLB,” kata Alwi di Medan, Kamis (18/7/2023).
Ia menyebutkan, adapun tim penilai yang hadir adalah International Accesor empat orang yang pertama Ridwan Gustiana, Prof Khin Nyo Tein, Naveed Sadozai, John Mc Crary. Hadir juga perwakilan dari WHO-Indonesia yang sudah dibagi menjadi dua tim, yaitu untuk Kabupaten Karo Joshua Harmani dan Ni’mah Hanifah. Sedangkan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan sendiri, yaitu Olivi Silalahi dan Novi Anggarani.
Unicef Indonesia ada dua orang yaitu Bella Dora dan Novi Rimbarmaja. Kegiatan ini diketuai dr Endang Budi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kegiatan OBRA ini akan berlangsung selama enam hari mulai dari tanggal 11 sampai dengan 17 Juli 2023.
“Harapannya kita mampu melengkapi seluruh data dan berkas yang diminta oleh tim surveior sehingga kita bisa meraih predikat lulus setelah selesai dari kegiatan ini. Karena bahaya sekali ini bapak ibu kalau kita tidak lulus, akan sangat susah kita untuk diterima di luar negeri. Tapi saya yakin usaha-usaha yang kita lakukan sudah sangat luar biasa untuk mencegah terjadinya KLB di Sumut ini,” ujar Alwi.
Sedangkan, John Mc Crary menambahkan bahwa setidaknya ada tujuh poin yang menjadi indikator penilaian tim assesor untuk mendapatkan sebuah keputusan lulus atau tidak.
“Yang menjadi objek penilaian tim assesor di kabupaten adalah Puskesmas, komunitas, dan masyarakat yang bersentuhan langsung dengan kegiatan Sub PIN Polio putara pertama maupun putaran kedua,” ungkapnya mengakhiri. (NSH9)